Pages

Sabtu, 03 Januari 2015

Membuat Komik Agar Enak Dibaca



APA sih yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata “komik”? Sebuah buku kecil yang bergambar yang digambarkan secara berurutan sesuai dengan alur cerita? Yap, itu salah satu definisi singkatnya. Dahulu, komik hanya digemari oleh anak-anak. Namun, seiring dengan perkem-bangan jaman, komik mulai digemari oleh seluruh kalangan. Mulai anak-anak hingga dewasa dengan rating cerita yang berbeda sesuai kelompok umur yang membacanya. Saat ini, komik memang meru-pakan sarana membaca yang sangat populer. Catatan menunjukkan bahwa penjualan buku tertinggi di Toko Buku di seluruh Indonesia berasal dari komik lho!





    Berikut adalah beberapa tips sederhana dalam pembuatan sebuah komik:

1. Proses Kreatif Membuat Komik

    Komik itu kekuatannya ada pada cerita. Terutama yang harus kita gali itu adalah ceritanya. Bukan berarti gambar itu tidak penting. Tapi sering kita lihat komik yang menarik itu tidak selalu gambarnya harus bagus. Cerita adalah unsur utama dari sebuah komik. Proses kreatifnya, seorang komikus itu bukan hanya mengandalkan skill menggam-bar, sebaiknya ia juga punya wawasan yang luas. Misalnya dengan cara rajin membaca. Jadi komik yang diciptakan akan lebih "bergizi".
    Sebaiknya Untuk naskah komik sudah di pikirkan dari awal bahwa nafkah ini nanti akan dibuat komik, karena tidak semua naskah cerpen atau novel itu bisa dibuat komik. Dalam komik itu banyak adegan. Sementara naskah yang isinya banyak narasi sepertinya kurang menarik untuk di jadikan komik. Dari naskah itu kita ubah bentuknya ke dalam skrip. Setelah itu kita buat story board (sketsa komik atau bentuk kasar dari sebuah komik), dari situ kita bisa melihat bagaimana penerjemahan visualnya skrip itu. Setelah dari story board, kita buat bentuk aslinya. Proses berikutnya adalah pencilling (sketsa pensil). Kemudian berangkat ke tahap berikutnya adalah inking (penintaan). Sebelum itu Rustering dulu (memberi gradasi halftone/gradasi hitam-putih). Yang terakhr adalah letering, yaitu memberi teks pada balon dialog komik.

2. Memvisualkan Tokoh Cerita
    Biasanya untuk membuat desain karakter itu kita mesti mempelajari dulu naskahnya. Di situ kita bisa tahu si A itu karakternya bagaimana, fisiknya seperti apa, bajunya seperti apa, setelah itu kita buat semacam sketsa desain. Sebaik-nya si komikus sedikit men-survey, mencari orang yang kira-kira mirip dengan si tokoh. Kita gambar juga, misalnya, kalau seorang periang itu matanya belo atau sipit, dan lain sebagainya.
    Nah dalam menentukan gambar tokoh ini, sebaiknya bertanyalah pada teman yang mana di antara sketsa gambar itu yang paling pas dengan tokoh-tokoh ceritanya. Anggap saja teman-teman kita itu adalah pembaca komik kita.

3. Cerita yang Banyak Diinginkan oleh Remaja
    Biasanya cerita yang banyak di cari oleh remaja pada umumnya adalah kisah-kisah petualangan, detektif dan drama.

4. Visi dan Misi Membuat Komik
    Yang perlu di perhatikan dalam membuat sebuah komik adalah visi dan misi. Tidak sekedar "saya buat dan jadi". Karena kita inginnya buat komik untuk dibaca oleh orang lain dan bukan hanya untuk dibaca sendiri, maka kita harus punya visi. Jadi harus kita pikirkan, rencanakanlah cerita kita ini akan berdampak seperti apa kepada pemba-canya. Baik atau tidak? Bukankah kita inginnya baik?

5. Banyak Berlatih
    Dalam membuat komik, banyak berlatih akan memegang peranan penting bagi seorang komikus untuk berkarya. Dengan sering berlatih, kita akan semakin lancar dalam berkarya. Dan perlu di ingat bahwa kita bukan hanya membuat komik untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain. Ini beda rasanya. Kalau buat komik untuk diri sendiri, ego kita bermain, "Mau bagus atau jelek terserah saja". Tapi kalau berkarya untuk orang lain, maka banyak yang harus kita pikirkan. Apa yang mereka pikirkan ketika membaca karya saya, apa pengaruhnya membaca karya saya, apakah positif atau negatif? (dbs)

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com